Tari Bedayo Tulang Bawang Lampung

Tari Bedayo Tulang Bawang merupakan salah satu tari tradisional Lampung yang ada di Kabupaten Tulang Bawang dan memiliki usia yang sudah sangat tua, jika dibandingkan dengan tarian lainnya yang ada Menggala. Tari Bedayo ini diperkirakan sydag ada pada abad ke-14 pada masa sisa-sisa Kerajaan Tulang Bawang yang mendapat pengaruh Hindu Budha.
Tari Bedayo Tulang Bawang
Foto: warisanbudaya.kemdikbud.go.id
Munculnya Tari Bedayo Tulang Bawang diceritakan karena adanya wabah penyakit yang melanda Kampung Bujung Menggala di masa itu. Wabah penyakit yang menyerang kampung itu bernama wabah taun. Istilah taun sendiri artinya adalah setan, yaitu penyakit yang mematikan berupa penyakit cacar yang disebabkan makhluk halus sehingga menelan banyak korban. Berbagai upaya sudah dilakukan, namun belum membuahkan hasil.

Kemudian Menak Sakawira pergi menyepi atau bertapa selama sembilan hari di Kampung Bujung Menggala. Disanalah Menak Sakawira memohon kepada Dewa agar kampung yang dilanda penyakit segera berhenti. Selama petapaan Menak Sakawira mendapatkan wangsit agar mengadakan upacara dan memotong kambing hitam diiringi sebuah tarian sakral.

Baca Juga: Tari Sigeh Pengunten, Tradisi Penyambutan Tamu Agung di Lampung

Tarian sakral itu harus berjumlah 12 orang penari wanita yang masih suci (Suci atau besih secara spiritual) serta diiringi oleh gamelan klenongan (seperangkat alat musik yang terdiri dari kempul, gong, kendang, dan kulintang).

Setelah Menak Sakawira bermusyawarah dengan sesepuh adat dan masyarakat kampung, terlaksanalah pementasan tarian tersebut. Pementasan Tari Bedayo Tulang Bawang menghadap ke arah timur yang menandakan awal munculnya keterangan atau cahaya dunia. Bila kita hubungkan dalam kehidupan manusia adalah munculnya energi kehidupan untuk melakukan kegiatan, berkarya, dan beraktivitas.

Baca Juga: Tari Cangget Beserta Jenis dan Gerakannya

Adapun pementasan Tari Bedayo Tulang Bawang disebabkan adanya wabah penyakit yang melanda Kampung Bujung Menggala. Di samping itu, tarian ini hanya dianggap sebatas kebudayaan dan adat istiadat Menggala yang diwariskan secara turun-temurun. Walaupun Tari Bedayo Tulang Bawang hanya sebatas legenda orang Menggala, tetapi memiliki cerita, tata busana, tabuhan, dan ada yang mempelajarinya.

Biasanya jika sudah ada kejadian yang sifatnya gaib atau adanya wabah penyakit yang melanda sebuah desa di masa lalu, seketika masyarakat tersebut membuat penolak bala. Bisa menggunakan tarian, doa-doa dengan nyanyian rituan, atau kegiatan ritual lain sebagai persembahan, yang pada intinya memohon keselamatan.

Demikianlah informasi tentang tradisional lampung yakni Tari Bedayo Tulang Bawang. Semoga bermanfaat.

Sumber Referensi:
Buku Sekilas Budaya Lampung dan Seni Pertunjukan Tradisionalnya Karya I Wayan Mustika, S.Sn., M. Hum yang diterbitkan pada Bulan Juli 2011.

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel