Sejarah, Fungsi, Ragam Gerak dan Musik Tari Melinting
Wednesday, July 18, 2018
Tari Tradisional Lampung yang akan Lampung Helau bahas kali ini adalah Tari Melinting. Tari Melinting merupakan salah satu tari tradisional Lampung yang dapat dikategorikan Tari Klasik. Meski dalam perkembangannya, Tari Melinting mengalami pergeseran fungsi dari adat istiadat yang sakral menjadi tarian yang menghibur sebagai penyambutan Tamu Agung yang berkunjung ke daerah Lampung.
Tari Melinting diciptakan oleh Ratu Melinting: Pangeran Panembahan Mas, yang dipentaskan pada acara Gawi Adat. Tari Melinting ini merupakan tari tradisional lepas untuk hiburan pelengkap saat acara Gawi Adat.
Sejarah Tari Melinting dimulai dari abad ke-16, yaitu pada masa Keratuan Melinting: Pangeran Panembahan Mas. Pada masa itu pengaruh islam mulai mendominasi tata cara Tari Melinting.
Baca Juga: Tari Nyambai, Tarian Khas Lampung dalam Upacara Adat di Lampung Barat
Sejauh ini belum diperoleh informasi dipastikan kosa kata Melinting berasal dari kata apa. Sementara yang didapat Melinting berasal dari kata Melitting dengan riwayat sebagai berikut.
Ayahanda Pangeran Panembahan Mas yang bergelar Minak Kejala Biddin dan saudaranya mengirim kabar kepada orang tuanya yaitu Sultan Maulana Hasanudin yang masih berada di Banten, meminta pertolongan karena dikampung mereka sering disatroni perampok. Oleh Sultan Banten dikirim "Petunggu Batang" berupa bibit tumbuh-tumbuhan untuk menjaga serangan rampok yaitu Bibit Jati, Bibit Melaka (Petai Cina), Burung Kepala Putih, dan Katang-katang.
Pohon Jati ditanam dari bibit yang dikirim tersebut diantaranya tumbuh alang-alang dan batang melinting (Melinting). Oleh kedua putra Sultan Banten tersebut daerah itu dinamakan Daerah Melinting hingga saat ini.
Tanaman Melinting terdapat di daerah Kecamatan Labuhan Maringgai, Desa Maringgai dan Wana yang masuk wilayah Kabupaten Lampung Timur. Daerah ini tidak jauh dari pesisir lepas pantai yang berbatasan dengan Laut Jawa.
Agus menjelaskan Tari Melinting sebelum mengalami perkembangan penyempurnaan adalah mutlak sebagai tarian keluarga Ratu Melinting yang dipergelarkan hanya pada saat acara Gawi Adat/ Keagungan Keratuan Melinting. Pada penarinya hanya terbatas putra dan putri dari Ratu Melinting di Sesat atau Balai Adat.
Perkembangan Tari Melinting sejak disempurnakan pada tahun 1958. Tari Melinting diberi nama Tari Melinting Gaya Baru. Perkembangan yang terjadi sekarang adalah merupakan perubahan yang agak jauh dari bentuk aslinya baik gerak, busana, dan aksesoris.
Pada perkembangannya, Tari Melinting mengalami pergeseran fungsi, yaitu merupakan tarian hiburan lepas sebagai penyambutan Tamu Agung yang berkunjung ke daerah Lampung.
Namun, keberadaan Tari Melinting kini masih terus tumbuh dan berkembang. Bahkan Tari Melinting jadi salah satu ikon Tari Lampung yang cukup eksis. Biasanya disuguhkan dalam event bergengsi. Tari Melinting tetap eksis ditengah gempitan modern dance yang menyesaki ruang publik kita.
Sedangkan gerakan untuk penari putri terdiri dari gerakan Tumbangan atau Terpipih Mabel, Melayang, Ngiyan Bias, Nginjak Lado, Babas Kipas, Jung Sumbah, Sukung Sekapan, Nginjak Tahi, dan Lapah Ayun.
Baca Juga: Tari Tradisional Lampung, Tari Cangget Beserta Jenis dan Makna Gerakannya
Untuk musik pengiring Tari Melinting mempunyai ciri musik pengiring yang khas dan baku, disiplin, dan ditabuh tidak secara asal-asalan. Jenis tabuhan yang dipakai untuk mengiringi Tari Melinting antara lain: Tabuh Arus, Tabuh Cetik, dan Tabuh Kedanggung. Lalu perangkat tabuhan yang dipakai meliputi Gamolan, Talo Balak (Gong), Talo Lunik (Canang), Tapak (Gendang), Biang, dan Gajeh.
Terimkasih sudah membaca tulisan tentang Tari Melinting hingga akhir dan semoga bermanfaat.
Sumber Referensi:
Buku "Pill Pesenggiri Etos dan Semangat Kelampungan" Karya Christian Heru Cahyo Saputro, S.Pd yang diterbitkan tahun 2011.
Foto: @paralampung |
Sejarah Tari Melinting
Tari Melinting sudah mengalami perjalanan sejarah yang cukup lama. Sejak masuknya Agama Islam ke Indonesia. Dalam perkembangannya sekarang Tari Melinting belum banyak dikenal masyarakat, baik di daerah Lampung sendiri maupun luar Lampung.Sejarah Tari Melinting dimulai dari abad ke-16, yaitu pada masa Keratuan Melinting: Pangeran Panembahan Mas. Pada masa itu pengaruh islam mulai mendominasi tata cara Tari Melinting.
Baca Juga: Tari Nyambai, Tarian Khas Lampung dalam Upacara Adat di Lampung Barat
Sejauh ini belum diperoleh informasi dipastikan kosa kata Melinting berasal dari kata apa. Sementara yang didapat Melinting berasal dari kata Melitting dengan riwayat sebagai berikut.
Ayahanda Pangeran Panembahan Mas yang bergelar Minak Kejala Biddin dan saudaranya mengirim kabar kepada orang tuanya yaitu Sultan Maulana Hasanudin yang masih berada di Banten, meminta pertolongan karena dikampung mereka sering disatroni perampok. Oleh Sultan Banten dikirim "Petunggu Batang" berupa bibit tumbuh-tumbuhan untuk menjaga serangan rampok yaitu Bibit Jati, Bibit Melaka (Petai Cina), Burung Kepala Putih, dan Katang-katang.
Pohon Jati ditanam dari bibit yang dikirim tersebut diantaranya tumbuh alang-alang dan batang melinting (Melinting). Oleh kedua putra Sultan Banten tersebut daerah itu dinamakan Daerah Melinting hingga saat ini.
Tanaman Melinting terdapat di daerah Kecamatan Labuhan Maringgai, Desa Maringgai dan Wana yang masuk wilayah Kabupaten Lampung Timur. Daerah ini tidak jauh dari pesisir lepas pantai yang berbatasan dengan Laut Jawa.
Fungsi Tari Melintinting
Menurut Agus Gunawan dari Sanggar Rumah Sari "Sangisu" Bandar Lampung yang belum lama ini melakukan penelitian asal usul Tari Melinting di Kabupaten Lampung Timur. Fungsi Tari Melinting sudah banyak berubah sejak pertama kali diciptakan oleh Ratu Melinting.Agus menjelaskan Tari Melinting sebelum mengalami perkembangan penyempurnaan adalah mutlak sebagai tarian keluarga Ratu Melinting yang dipergelarkan hanya pada saat acara Gawi Adat/ Keagungan Keratuan Melinting. Pada penarinya hanya terbatas putra dan putri dari Ratu Melinting di Sesat atau Balai Adat.
Foto: @raden_nakula |
Pada perkembangannya, Tari Melinting mengalami pergeseran fungsi, yaitu merupakan tarian hiburan lepas sebagai penyambutan Tamu Agung yang berkunjung ke daerah Lampung.
Namun, keberadaan Tari Melinting kini masih terus tumbuh dan berkembang. Bahkan Tari Melinting jadi salah satu ikon Tari Lampung yang cukup eksis. Biasanya disuguhkan dalam event bergengsi. Tari Melinting tetap eksis ditengah gempitan modern dance yang menyesaki ruang publik kita.
Ragam Gerak dan Musik Tari Melinting
Gerakan yang dipakai dalam Tari Melinting dibedakan antara gerakan penari putra dan gerakan penari putri. Gerakan menari putra meliputi Balik Palau, Kenui Melayang, Nyiduk, Salaman, Suali, Niti Batng, Lutcat Kijang, Babas Kipas, Jung Sumbah, Sukkung Sekapan, dan Lappah Ayun.Sedangkan gerakan untuk penari putri terdiri dari gerakan Tumbangan atau Terpipih Mabel, Melayang, Ngiyan Bias, Nginjak Lado, Babas Kipas, Jung Sumbah, Sukung Sekapan, Nginjak Tahi, dan Lapah Ayun.
Baca Juga: Tari Tradisional Lampung, Tari Cangget Beserta Jenis dan Makna Gerakannya
Untuk musik pengiring Tari Melinting mempunyai ciri musik pengiring yang khas dan baku, disiplin, dan ditabuh tidak secara asal-asalan. Jenis tabuhan yang dipakai untuk mengiringi Tari Melinting antara lain: Tabuh Arus, Tabuh Cetik, dan Tabuh Kedanggung. Lalu perangkat tabuhan yang dipakai meliputi Gamolan, Talo Balak (Gong), Talo Lunik (Canang), Tapak (Gendang), Biang, dan Gajeh.
* * *
Demikianlah informasi tentang Sejarah, Fungsi, Ragam Gerak dan Musik Tari Melinting Lampung. Semoga Tari Melinting Lampung tetap eksis ditengah himpitan budaya luar nan modern yang masuk ke Indonesia.Terimkasih sudah membaca tulisan tentang Tari Melinting hingga akhir dan semoga bermanfaat.
Sumber Referensi:
Buku "Pill Pesenggiri Etos dan Semangat Kelampungan" Karya Christian Heru Cahyo Saputro, S.Pd yang diterbitkan tahun 2011.